by

Menuju Deklarasi Penutupan Tanjung, WI: Harus Ada Win-win Solution

-Maluku-546 views

AMBON,MRNews.com,- Setelah tertunda beberapa kali, dipastikan Kamis (6/2/2020), Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon akan deklarasi penutupan lokalisasi Tanjung Batumerah yang dihadiri Kementerian Sosial (Kemensos). Terkait hal itu, pengurus wilayah Wanita Islam (WI) Provinsi Maluku meminta pemerintah harus ada win-win solution juga bagi para Pekerja Seks Komersil (PSK).

Usai meninjau dan berbincang dengan beberapa PSK, Ketua WI Maluku Irma Betaubun mengaku, pihaknya mendukung dan memback-up rencana penutupan tanjung Batumerah dari prostitusi. Hanya, bukan atas desakan publik dan terus janji maka terkesan dipaksakan tanpa memperhatikan yang menjadi kebutuhan terutama PSK saat ini dan pasca penutupan lokalisasi.

“Saya tidak mau dampaknya menyebar di masyarakat. Harus ada win-win solution untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang ada disini. Misalnya, ketika PSK disuruh pulang dan dikawal sampai ke tempat asal, siapa yang jamin mereka tanpa miliki ketrampilan hidup, lalu bisa hidup disana atau nanti balik lagi ke Ambon. Ketika balik, mereka tidak lagi kembali ke tanjung, tapi membuat lokalisasi kecil-kecil di tempat-tempat kos, itu yang masalah. Terselubung begitu lah,” ungkap Irma kepada awak media, Selasa (4/2/2020).

Maka itu, dirinya berharap, pemerintah lebih bijaksana untuk melihat persoalan ini. Sebab yang terselubung pasti lebih susah terdeteksi oleh masyarakat, pemerintah, tokoh-tokoh agama dan lainnya. Ketimbang terbuka seperti tanjung Batumerah yang mudah dikontrol.

Belum lagi banyak utang para pekerja ke sejumlah pihak yang belum terlunasi, biaya pemberdayaan 6 juta per orang dari pemerintah yang masih kabur dan dianggap tidak mencukupi, kebutuhan pendidikan anak mendesak seiring pendapatan menurun akibat isu penutupan.

“Mestinya mau tutup, pemerintah dan tokoh agama buat pembinaan agama bagi para PSK agar iman mereka diisi, diperhatikan. Pelatihan ketrampilan lewat BLK agar ada pegangan dengan modal yang diberi bisa hidup. Sebab mereka ingin berubah, tapi dengan pendekatan yang baik pula. Dalam agama manapun haramkan prostitusi, tapi tidak bisa nafikan kondisi ini. PSK juga manusia, maka perlakukan mereka secara manusiawi dan adil,” harapnya.

Salah seorang PSK Rasmini asal Tuban-Jawa Timur mengaku resah dengan rencana penutupan tanjung dan langkah pemulangan PSK ke daerah asal. Sebab dirinya masih punya hutang dan keperluan diluar juga banyak. Rasmini sudah 5 tahun tinggal dan bekerja di kota Ambon.

“Kalau tiba-tiba ditutup begini, kita setengah mati. Boleh ditutup, tapi kasih kita jangka waktu. Mau tidur siang malam tidak bisa, resah pikir ini. Pendapatan berkurang selama isu penutupan paling kurang dari sebelumnya. Sekarang jangankan untuk simpanan, makan saja susah. Kita tidak melawan pemerintah, tapi dispensasi lah sampai 2021,” imbuhnya. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed