by

Masyarakat Tolak Investasi Tambak Udang di Desa Seira

-Kab.MTB-3,348 views

AMBON,MRNews.com,- Terkait rencana investasi tambak udang  oleh PT. Denah Mulya Bahari, di Pulau Seira, Kecamatan Wermaktian, Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB), salah satu anak daerah dan tokoh pemuda Seira, Gerson Balak bersikeras dan menolak operasionalnya. Karena rencananya, perusahan akan mengontrak sebagian lahan darat dan bagian laut sepanjang perairan timur Seira, sedangkan lokasi tersebut merupakan lahan produksi masyarakat Seira.

Pasalnya kata Balak, wilayah darat ada masyarakat yang bertani sedangkan perairan ada puluhan bahkan ratusan kepala keluarga sementara membudidaya rumput laut mereka, menjadi lokasi penangkapan ikan, alternatif trasportasi, karena tiga bulan musim barat laut, Seira bagian barat sangat bergelora (lokasi tersebut adalah sumber kehidupan ekonomi masyarakat Seira.

“Saya tidak setuju jika lahan tersebut digadai/dikontrak sehingga masyarakat tercabut dari usaha yang selama ini ditekuni. Penolakan ini secara pribadi dan tidak ada kepentingan apapun. Tujuannya hanya melihat yang terbaik untuk masyarakat Seira. Karena berkaca pada usaha budidaya rumput laut yang sementara di lakoni masyarakat Seira, lebih menjanjikan ketimbang melepas lahan mereka,” tandas Balak kepada Mimbarrakyatnews.com di Ambon, Selasa (16/10/18).

Selaku anak daerah, kata Balak, dirinya tidak anti investasi di negeri Tanimbar khususnya di Seira. Karena tujuan investasi sangat baik, yakni membuka lapangan pekerjaan, membuka ruang fiskal di daerah lewat dana CSR akan menjawab kebutuhan pembangunan di sekitar wilayah perusahan dan banyak manfaat lain yang akan dirasakan masyarakat. Apalagi faktanya masyarakat Seira terbuka, misalnya perusahan Ikan Kerapu, Ikan Mentah dan perusahan Weru yang kurang berkontribusi, namun masyarakat tetap menerima dengan lapang dada.

Apalagi dari pengamatan, tambah mantan aktivis GMKI itu, masyarakat Seira yang tekun dalam budidaya rumput laut di lokasi tersebut setiap kali panen per 40 hari, bisa menghasilkan belasan bahkan puluhan jutaan rupiah. Hal ini adalah hasil produksi sangat luar biasa, yang jika ditopang dengan baik dan endors ke skala industri, akan menghasilkan nilai tambah bagi masyarakat dan Pemda kedepan, karena masyarakat juga terlibat sebagai pelaku usaha.

“Itu jauh lebih baik daripada menyerahkan lahan ke perusahan, lalu masyarakat jadi karyawan. Ada hal yang dikhawatirkan juga soal isu kerusakan lingkungan. Kita bisa belajar dari beberapa perusahan tambak udang yang bermasalah dengan lingkungan. Bukan tidak mungkin dengan beroperasinya perusahan tambak udang itu akan meninggalkan masalah lingkungan, sehingga Seira yang terkenal dan sangat berjaya dengan kekayaan sumberdaya alam, ikan, teripang, dan budidaya rumput laut yang mesti dikelolah secara berkelanjutan bisa saja terancam punah,” terangnya.

Pasalnya Seira itu tambah Balak, rentan pencemaran. Sehingga dalam aspek sosial, apakah masyarakat Seira sudah bisa menerima perubahan sosial ketika perusahan itu beroperasi, karena secara holistik kondisi sosial ekonomi juga pasti ikut berubah jika perusahan itu benar-benar beroperasi. Faktanya hari ini, kondisi sosial masyarakat belum kuat dan cukup prihatin.

“Terlepas dari semua dampak positif, namun selaku anak daerah yang lahir dan dibesarkan dengan alam Seira, sekali lagi beta tolak perusahaan itu. Sikap ini sejalan dengan masyarakat, yang menolak sangat keras, karena berkaitan masa depan mereka dengan profesi yang ditekuni selama ini. Aspirasi mereka harus didengar, karena setiap pembangunan mesti libatkan masyarakat selaku subjek atau pengambil keputusan mulai perencanan, pelaksanaan dan evaluasi monitoring. Masyarakat Seira telah putuskan yang terbaik, mohon dihargai dan ditindaklanjuti,” tutup alumnus fakultas perikanan dan ilmu kelautan Unpatti itu. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed