by

Disdik Diminta Tindak Kepsek Intimidasi Guru, Kadis Bantah

AMBON,MRNews.com,- Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Ambon dimintakan agar menegur bahkan mengambil tindakan tegas kepada kepala sekolah (Kepsek) SMPN 2 yang diduga mengintimidasi guru-guru yang belum terima tunjangan sertifikasi, akan dimutasikan alias dipindahkan ke sekolah lainnya.

Dugaan intimidasi itu bahkan dilaporkan sejumlah guru ke komisi II DPRD Kota Ambon beberapa hari lalu.

“Kepala sekolah tidak punya hak untuk mengeluarkan statement bahwa akan dipindahkan atau akan dimutasikan. Itu sesuatu hal yang sebenarnya bukan bijak yang disampaikan selaku pimpinan di sekolah itu,” tegas Ketua DPRD Kota Ambon Ely Toisuta kepada awak media di Baileo Rakyat Belakang Soya, Selasa (18/2).

Bahwa hak oleh guru-guru yang belum mendapatkan sertifikasi kemudian mereka mengeluhkan keberadaan mereka kepada DPRD bagi Ely, itu hal yang wajar-wajar saja. Sebab DPRD selaku lembaga aspirasi rakyat tentu harus terbuka kepada siapapun tanpa pandang bulu.

“Lagipula hak mutasi itu ada di BKD. Lewat usulan Disdik. Tapi harus disertai alasan jelas. Selaku pimpinan DPRD mari kita membuka hati, mata melihat situasi ini adalah sesuatu hal yang harus dicari solusinya bukan saling menghujat atau saling memberikan statement yang tidak wajar seperti itu. Beta kira tidak perlu. Saya akan dorong ke komisi untuk hal ini segera disikapi dan ditertibkan,” jelasnya.

Menanggapi permintaan Ketua DPRD, Kepala Dinas Pendidikan Kota Ambon Fahmi Salatalohy saat dihubungi via WhatsApp, Selasa (18/2) malam membantah adanya intimidasi dari Kepsek SMPN 2 terhadap guru-guru. Diharapkannya, setiap laporan seperti itu selaku pimpinan DPRD harus mendengar baik-baik dengan pikiran dingin.

“Tidak ada intimidasi. Kepsek tidak mau guru-guru ke dinas itu karena memang untuk guru SMPN 2 yang belum terima sertifikasi itu dalam proses menunggu SK dari Dirjen GTK. No SKnya sudah ada, tinggal disinkronisasi lagi minggu depan sehingga guru-guru bisa terima sertifikasi. Persoalan teknis sertifikasi ketua DPRD tidak faham. Biarkan itu menjadi tugas dinas, dan kami konsisten membantu dan selesaikan masalah sertifikasi, tetapi membutuhkan waktu. Sebab tidak semudah membalik telapak tangan karena terkait sistem yang ketat,” tegasnya.

“Tadi (kemarin-red), beta baru abis ketemu guru-guru SMPN 2, deng Kepsek, seng ada intimidasi. Memangnya masalah apa sehingga Kepsek intimidasi guru-guru,” sambung Fahmi. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed