by

Rakernas PGIW/SAG di Ambon akan Gumuli Masalah Disparitas Hingga Pemilu 2024

AMBON,MRNews.com,- Rapat kerja nasional (Rakernas) Persekutuan Gereja Indonesia Wilayah (PGIW)/Sinode-AM Gereja resmi dibuka Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, Ketua PGI Pendeta Gomar Gultom, Ketua PGIW Maluku Pendeta Dr. Paulus Koritelu dan Ketua MPH Sinode GPM Pendeta Elifas Maspaitella secara bersama di Gereja Maranatha Ambon, Kamis (10/8).

Kegiatan akan berlangsung selama tiga hari atau hingga 13 Agustus. 54 pimpinan PGIW se-Indonesia sebagai peserta Rakernas akan menggumuli sejumlah persoalan urgen mulai dari masalah ketidakadilan sosial hingga peran Gereja menghadapi tahun politik 2024.

Ketua PGIW Maluku, Pendeta Dr Paulus Koritelu mengaku, pergumulan Gereja tidak mudah ditengah carut marut kehidupan bangsa dan dunia yang tidak menentu. Spiritualitas Keugaharian, tema Rakernas PGIW ini, secara substansial akan melengkapi setiap orang termasuk umat Kristen agar miliki pola dan irama kehidupan yang baik guna bisa mengubah tanah tandus jadi subur.

Sebab itu, ditengah fakta ketidakadilan, Gereja mesti hadir menyatakan kemuliaan Allah, agar yang tidak adil berubah menjadi adil. Fakta disparitas atau kesenjangan itu sungguh nyata yang tidak terbantahkan antara timur, barat dan tengah di bangsa Indonesia saat ini.

“Gereja harus melihat ini sebagai satu kenyataan yang harus terus digumuli tapi juga diperjuangkan. Kedua, terkait gerakan Keesaan. Bahwa perbedaan pasti ada, itu indah dan anugerah. Tapi kadang dalam desakan kepentingan, orang tidak bisa terima perbedaan itu. Peran Gereja harus ada disitu untuk menyatukan perbedaan,” jelasnya.

Ketiga, bangsa dan seluruh umat Kristen di Indonesia saat ini dihadapkan dengan tahun politik. Posisi Gereja sangat menentukan, harus hadir untuk tidak saja menguatkan bedanya kepentingan, tapi meneguhkannya dalam doa dan pergumulan, agar mereka yang berkomitmen belajar memegang komitmen sebagai bagian dari martabat dan harga diri peradaban politik Indonesia.

“Gereja bukanlah sebuah lumbung suara yang dieksploitasi oleh politisi. Tapi Gereja mesti memberi warna, bagaimana perpolitikan itu kemudian mengarahkan bangsa ini pada satu titik. Dimana apa yang jadi ekspektasi ke-Indonesiaan kita, akan bisa kita jumpai dan temui disana,” urainya.

Dalam konteks ini, menurut akademisi FISIP Unpatti itu, Gereja tidaklah berpolitik namun mesti memberi warna dan rasa yang berbeda. Sama seperti kiasan, sayur tanpa garam hambar rasanya. Pemakanaan dan proses interprestasi terhadap Gereja, harus diletakan pada apa yang Tuhan kehendaki.

Sebelumnya, Ketua Panitia Rakernas PGIW/SAG 2023, Bodewin Wattimena katakan, Rakernas bertujuan memantapkan gerak pelayanan bersama secara berkesinambungan, membahas peran dan kontribusi anggota PGIW/SAG dalam mewujudkan Gereja inklusif dan berkeadilan, serta membentuk rekomendasi strategis untuk memperkuat kerjasama antara anggota dalam mengadvokasi nilai-nilai kasih, persaudaraan dalam kehidupan.

Diketahui, pembukaan Rakernas PGIW/SAG turut dihadiri Forkopimda Maluku, anggota DPRD Maluku, pimpinan perguruan tinggi, Ketua MUI Maluku, Forkopimda dan pimpinan OPD Kota Ambon. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed