AMBON,MRNews.com,- Meski telah divonis positif Covid-19 sesuai hasil Swab Antigen saat masuk RSUP dr Leimena, Sabtu (31/7) dan sehari kemudian meninggal di rumah, kerabat dan keluarga tetap menolak Bupati SBB Yasin Payapo diambil Satgas untuk dimakamkan secara protokol Covid-19.
Satuan tugas (Satgas) provinsi Maluku yang diwakili anggotanya sekaligus Kepala BPBD Maluku Henry Far-far dan Kasatpol PP Maluku Andre Adriaansz dibantu Kapolsek Sirimau AKP Mustafa sampai kewalahan hadapi massa di rumah duka, kawasan Galunggung Desa Batumerah.
Sebelumnya, pantauan media ini di lapangan, negosiasi awal sempat dilakukan Satgas dan petugas keamanan dengan keluarga almarhum, namun temui jalan buntu.
Apalagi massa yang merupakan kerabat/keluarga dari SBB sudah padat, berniat menghadang Satgas masuk rumah duka untuk dilakukan pemulasaraan jenazah secara Covid-19.
“Katong datang untuk negosiasi saja dulu tapi tidak bisa. Kalau negosiasi bisa, baru perangkat lain untuk jalannya protokol kesehatan Covid-19 itu bisa berjalan,” tandas Far-far.
Keluarga almarhum sebutnya, bersikeras dan menolak untuk dimakamkan sesuai protokol Covid-19. Tidak ada tawar menawar. Sekda SBB Mansur Tuharea dan yang mewakili keluarga juga tegaskan demikian sesuai permintaan keluarga.
Apalagi lanjutnya, dengan tekanan massa yang begitu besar dan penolakan keluarga tentu tidak mungkin untuk memaksakan kondisi.
“Keluarga mati-matian tidak mau, tetap mau pemulasaraan dan pemakaman seperti biasa dengan alasan almarhum meninggal di rumah, meski hasil dari RSUP Leimena itu Swab Antigen positif,” urainya.
Karena prosesnya nanti akan berjalan seperti biasa pihaknya harapkan keluarga harus bisa memproteksi diri dengan tetap kedepankan protokol kesehatan secara ketat sehingga tidak menimbulkan klaster baru penyebaran Covid-19.
Salah satu keluarga almarhum yang menolak namanya dipublish menegaskan, pihaknya menolak dan bersikeras karena almarhum meninggal di rumah dan belum dilakukan Swab PCR, hanya antigen. (MR-02)
Comment