by

Jelang Pemilu, Warga Maluku Diajak Jaga Kerukunan Beragama & Keutuhan Bangsa

AMBON,MRNews.com,- Masyarakat diajak agar terus dapat menjaga kerukunan beragama dan keutuhan bangsa dan negara, khususnya di Maluku menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2024 mendatang.

Ajakan itu disampaikan tiga narasumber dalam kegiatan dialog kebangsaan yang dilaksanakan di gedung Plaza Presisi Manise Polda Maluku, Kota Ambon, Jumat (3/11).

Narasumber yang dihadirkan dalam dialog bertema “Mengukuhkan ideologi Pancasila, merawat kebhinekaan dalam bingkai basudara manise, guna mewujudkan Pemilu damai 2024” diantaranya Dr. Abidin Wakano, M.Ag., Gus Islah Bahrawi, dan Pdt. Juliana A. Tuasela, Ph.D.

Wakanno pada kesempatan itu mengajak seluruh elemen masyarakat khususnya para generasi muda sebagai penerus bangsa agar dapat terus menjaga kurukunan beragama. Apalagi, saat ini masyarakat Indonesia telah memasuki tahun-tahun politik.

“Dalam Pemilu 2024 mari kita menjaga kerukunan beragama dalam kebinekaan di tanah Raja-raja Maluku yang kita cintai bersama,” ajaknya.

Masyarakat diharapkan tidak terpengaruh dengan politik indentitas. Karena hal itu dapat merusak kebinekaan berbangsa dalam bingkai basudara manise.

Hal yang sama juga disampaikan Pdt Juliana Tuasela. Ia mengajak masyarakat khususnya generasi muda agar bijak dalam bermedia sosial. Banyak hate speech atau ujaran kebencian yang mulai marak beredar di media sosial.

“Salah satu untuk mengatasi penyebaran hate speech yaitu mari kita menciptakan narasi-narasi kasih, itu merupakan suatu kekuatan yang sangat ampuh untuk menangani hate speech,” sebutnya.

Senada, Gus Islah Bahawi juga mengajak warga khususnya para pemuda agar tidak saling membenci karena berbeda keimanan.

“Kalau takdir kita yang menentukan keimanan, kenapa kita harus membenci keimanan orang lain. Tidak ada agama yang Tuhan ciptakan untuk kita saling membenci,” katanya.

Menjelang Pemilu 2024, Bahawi berharap masyarakat tidak terjajah oleh politik. Perbedaan itu anugerah dan jangan karena politik masyarakat terpolarisasi.

“Ketika politik menjajah otak manusia maka kebencian akan muncul di dalam diri manusia,” pungkasnya.

Diketahui, dialog kebangsaan itu digagas Densus 88 Anti Teror (AT) Polri, Polda Maluku, dan Alumni SMA Negeri 3 Ambon angkatan tahun 1987.

Turut hadir Kepala Densus 88 AT Polri Irjen Pol Marthinus Hukom, Wakapolda Maluku Brigjen Pol Stephen Napiun, tokoh agama, tokoh masyarakat, dan mahasiswa maupun pelajar SMA di kota Ambon juga Rektor Unpatti, Rektor IAKN Ambon, Rektor IAIN Ambon, Rektor UKIM, dan Rektor Darusalam Ambon. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed