AMBON,MRNews.com,- Pekabaran Injil (PI) adalah pewartaan kabar baik dan sukacita yang wajib dilakukan Gereja termasuk di Gereja Protestan Maluku Klasis Kota Ambon. Sasaran jemaat mitranya berbeda-beda.
Terkini, Jemaat GPM Nuweletetu Klasis GPM Masohi menjadi pilihan Klasis Kota Ambon untuk mewartakan PI dari sekian banyak Jemaat di Klasis Masohi.
Nuweletetu, salah satu Jemaat yang bertumbuh dalam keterbatasan namun punya semangat menata hidupnya pasca puluhan tahun silam merelokasi diri dari pesisir ke lembah gunung.
Mayoritas warga Negeri Marihunu, sebutan lain bagi Nuweletetu ialah petani. Hanya sedikit yang berprofesi pegawai negeri seperti guru.
Jika ingin ke Negeri yang dipimpin seorang perempuan, Adeline Kukurule itu siapapun harus menempuh perjalanan dengan mobil maupun motor ratusan kilometer dari jalan utama. Masuk di jalan bebatuan tanpa penerang hingga masuk Negeri.
Dan dipastikan jaringan internet maupun telepon bakal sulit ditemui ketika sudah ada dibatas dengan negeri tetangga, Nakupia. Hanya terakses di area Gereja dan rumah pastori karena satelit orbit maupun ke lapangan voli di ujung Negeri yang posisinya sedikit di ketinggian.
Fakta gumulan lain Nuweletetu ialah gedung Gereja baru yang sudah dibangun lebih dari 17 tahun hingga kini belum tuntas. Memang disadari, pendapatan umat tidak seberapa, seperti jemaat perkotaan pada umumnya.
Dibawah kepemimpinan Pendeta Ampi Siahaya, dua tahun coba berupaya agar “PR” itu bisa terselesaikan. Asa itu terajut tatkala didatangi rombongan tim PI Klasis Kota Ambon, Kamis 12 Oktober 2023 lalu.

Beragam kegiatan yang dirancang sedari awal oleh tim yang digawangi bapak Alex Mailuhuw dan didampingi Sekretaris Klasis, Pendeta Max Takaria bersama MPK dan sejumlah Pendeta, dieksekusi dengan baik, atas dukungan Ketua Klasis GPM Masohi Pendeta Adriana Lohy/N, Ketua Majelis Jemaat dan Majelis Jemaat, Raja/KPN dan khususnya umat/masyarakat.
Mulai dari pelayanan kesehatan, penyuluhan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), penanaman anak pohon oleh tim dan mama-bapa piara di pekarangan, bastori pengasuh dan latihan membuat alat peraga sederhana.
Kemudian penyuluhan kesehatan alat reproduksi, screening IVA dan pengobatannya, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan massal, acara rekreatif SMTPI, malam sabda dan puji.
Tentu yang terpenting ialah renovasi Gereja baru. Mulai dari pembongkaran dan pemasangan spandek, pemasangan tegel dan lainnya.
Kegiatan empat hari PI itu dikunci dengan kebaktian Minggu (15/10) bersama Jemaat Nuweletetu sekaligus penyerahan bantuan dari Klasis Kota Ambon KKA ke Klasis Masohi berupa satu unit AC.
Serta Ukulele 10 buah, komputer 1 unit, bantuan ratusan anakan rambutan, cengkeh, pala, durian, bantuan spandek, keramik, cat tembok dan cat kayu.

Bahkan walau dalam sakitnya, Ketua Klasis Kota Ambon Pendeta Nick Rutumalessy pun hadir untuk menunjukkan rasa persaudaraan yang saling menghidupkan, sebagaimana inti ber-PI Klasis Kota Ambon ke Jemaat Nuweletetu. Selain juga karena ingin menikmati akhir purna tugasnya.
“Berjumpa dengan Jemaat GPM Nuweletetu adalah sesuatu yang indah dan patut disyukuri. Sebab pilihan ke Nuweletetu lahir dari banyak opsi yang dicakapi. Sesungguhnya kami sadari sudah menjadi jalan Tuhan lewat semua yang kami lakukan,” terang Rutumalessy.
Dia bersyukur, dalam proses PI hingga ke Nuweletetu, ada banyak orang baik yang mengulurkan tangan membantu. Klasis Kota Ambon hanya perantara. Maka harapan Gereja baru bisa terselesaikan di Desember mendatang, adalah doa dan jadi tekad bersama.
“Semoga kehadiran kami memberi sukacita. Tugas kesaksian dan hidup berGereja harus terus berlanjut. Tidak banyak, tapi semoga menolong Jemaat untuk terus bertumbuh. Salah satunya mempercepat penyelesaian gedung Gereja baru. Berdoa dan bekerja, yakin semua tidak sia-sia,” pesannya.
Pendeta Ampi Siahaya saat kesannya mewakili Jemaat, penuh haru ungkapkan isi hatinya. Sebab walau dalam waktu singkat, namun banyak jejak baik dan positif Pekabaran Injil telah ditanam Klasis Kota Ambon bagi Jemaat Nuweletetu.
“Banyak sekali yang telah diberikan tim PI Klasis Kota Ambon bagi Jemaat apalagi dalam pelayanan kesehatan dan support tuntaskan pembangunan Gereja. Sangat berbeda sentuhan itu. Kami rasakan benar dan bertanggungjawab meneruskan semua itu hingga akhir,” ucapnya terbata-bata.
Yah, jejak Pekabaran Injil yang ditanam itu selaras dengan suasana haru Jemaat untuk melepas tim PI Klasis Kota Ambon kembali melanjutkan karya dan pengutusan dari sang Kepala Gereja, untuk saling menghidupi. (MR-02)
Comment