AMBON,MRNews.com,- Lima ribuan lebih anak-anak dari berbagai kelompok musik Jukulele yang tersebar di Kabupaten/Kota di Provinsi Maluku, Kota Jailolo-Maluku Utara hingga Papua hadir semarakan setahun perayaan Mollucan Jukulele Day (MJD) di Gedung Sporthall Karang Panjang-Ambon, Senin (4/9).
Walau berpanas-panasan di dalam dan berdesakan diluar gedung, namun mereka tetap antuasias memainkan alat musik petik itu.
Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku melalui Asisten III Setda, Piterson Rangkoratat mengapresiasi Mollucan Jukulele yang mampu hadirkan ribuan anak atau komunitas di Kota Ambon dari tiga provinsi berbeda yaitu Maluku, Maluku Utara dan Papua untuk mainkan Jukulele secara bersama di setahun MJD.
“Momen ini sekaligus jadi ajang silaturahmi dan ruang ekspresi semua komunitas Jukulele yang ada di Maluku, Maluku Utara dan tanah Papua untuk semakin membumikan Jukulele,” kata Rangkoratat.

Pemda Maluku tambahnya, akan terus menerapkan sejumlah afirmasi kebijakan untuk mendorong terpeliharanya Jukulele di Maluku agar tetap hidup dan berkembang pada komunitas yang ada.
Yani Salampessy, Sekretaris Mollucan Jukulele katakan, ini sumbangsih dari pihaknya dan komunitas Jukulele kepada Kota Ambon khususnya menopang branding City of Music sesungguhnya.
“Ada 5017 pemain Jukulele yang hadir dari seantero Maluku, Maluku Utara dan tanah Papua. Apresiasi karena sebagian besar kedatangan mereka ke Ambon merupakan swadaya masing-masing, ada juga seperti Aru yang disupport Pemda. Semoga ini jadi contoh bagi yang lain,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua Ikatan Keluarga Maluku (Ikemal) di Tanah Papua, Christian Sohilait katakan, pihaknya ambil peran untuk hadir di MJD sebagai bentuk apresiasi terhadap musik Jukulele dan Ambon kota musik dunia.
“Di Papua kita sudah punya lima kelompok JUkulele. Tapi kita hadir hanya dari Jayapura saja. Harapannya dengan kehadiran kita, Maluku, Ambon semakin hidup lagi dengan hal-hal yang berkaitan dengan musik, kita tidak boleh hilang momentum itu,” jelasnya.
Pasca MJD ini tentu kata Sohilait, sudah terbesit pemikiran untuk sekembali ke Papua, akan digagas kegiatan serupa yang melibatkan semua anak-anak Papua dan anak-Maluku di tanah Papua.
“Kalau jadi, kami akan undang kawan-kawan dari Maluku untuk hadir. Sebab Jukulele bukan saja diminati di Ambon, Maluku tapi juga di Papua. Karena itu kita bermimpi melakukan festival Jukulele yang besar seperti ini,” urainya.
Di tempat yang sama, Dina Lekalete manajer sanggar Saloy Jukulele Jailolo katakan, komunitas Jukulele hanya baru ada di Jailolo. Maka diharapkan dengan membawa tujuh anak-anak mengikuti MJD, Jukulele tidak hanya dikenal di Ambon, Maluku tapi juga di Maluku Utara yang belum terlalu familiar.
“Walau hanya dengan cari dana menjual keripik untuk ongkos datang dan pulang, tapi anak-anak hadir dengan satu semangat, Jukulele harus membumi di Maluku Utara, embrionya dari Jailolo. Maka mereka tampilkan satu lagu “Moloku Kie Raha” dikolaborasi dengan Tarian Soya-soya dan berpakaian adat Safu dari Jailolo,” pungkasnya. (MR-02)
Comment