by

Syahrul Wadjo Bantah Diculik & Alami Kekerasan

AMBON,MRNews.com,- Aktivis HMI Cabang Ambon Syahrul Wadjo yang dikabarkan sebagai korban penculikan sekelompok orang tak dikenal (OTK) Rabu (2/9) malam di Desa Poka ternyata membantah dirinya diculik dan alami tindak kekerasan.

“Secara pribadi mengklarifikasi soal isu yang beredar disosial media terkait penculikan. Saya minta maaf. Bahwa sebenarnya terkait penculikan itu tidak benar atau dikatakan hoax,” ungkap Syahrul kepada awak media di Mapolresta Ambon, Jumat (4/9).

Pasalnya, menurut Syahrul, dirinya dipulangkan secara baik-baik oleh OTK Ini perlu mengclear agar tidak ada isu-isu berkembang dan merugikan secara pribadi.

“Rabu malam saat itu saya jalan dari sekretariat HMI hukum ke ekonomi Unpatti. Disekitar sekretariat ekonomi, saya bertemu dua teman, Fahmi Kerley dan Haikal Sohilauw. Kemudian saya lihat ke belakang ada mobil. Spontan saya sampaikan ke mereka, mobil itu tidak beres,” cerita Syarul soal kronologis.

Saat berjalan, lanjut Syahrul, mobil itu menghampiri, dua OTK turun dan menangkapnya dan dimasukan ke dalam mobil. Satu orang dikenal 3 tahun lalu pernah datang ke HMI komisariat ekonomi, awalnya tidak. Satu OTK lagi mengaku mengenal dan sering menegurnya.

“Dua OTK sampaikan mereka juga HMI. Perjalanan ke Waiheru saya diinterogasi. Mereka mengaku kecewa, marah soal narasi aksi demo di kantor Gubernur tentang Gubernur Maluku Murad Ismail karena Gubernur orang Jazirah. Saya diminta keduanya untuk minta maaf ke Gubernur atas narasi demo itu,” ujarnya.

Setelah diinterogasi di Waiheru, Syahrul mengaku diajak makan di Batu Koneng. Sedari sana ke Passo di depan SPBU, balik lagi ke bundaran patung Leimena Poka dan diturunkan didepan kantor Desa Poka untuk kembali ke sekretariat HMI.

“Mau balik ke sekretariat, tapi diberitahu tiga teman ada polisi dan saya diajak untuk tidur disalah satu rumah senior. Paginya baru saya balik ke sekretariat komisariat ekonomi,” beber Syahrul.

Selain membantah diculik, Syahrul juga menepis adanya tindak kekerasan di kepala dan bagian tubuh lain. Bahkan tidak melihat ada parang saat itu. Bahkan informasi dikembalikan Kamis subuh terpaku pada postingan di facebook, padahal sebenarnya jam 12 malam sudah dipulangkan OTK dan jam 2 di rumah senior ML.

Kapolresta Pulau Ambon dan Pp Lease Kombes Pol Leo Simatupang mengaku, setelah jam 10 malam Syahrul Wadjo diambil OTK, jam 12 malam dipulangkan, jam 1 dini hari baru ada laporan polisi dari teman-temannya bahwa telah terjadi penculikan.

“Beberapa narasi dimedia sosial ada penjemputan paksa, ada parang. Tapi korban sudah bantah. Keterangannya juga ada yang aneh, belum benar diberikan. Seperti saat ke penyidik dikembalikan jam 6 pagi, tapi dikonfrontir ke saksi lain, ada yang lihat Syahrul sudah datang jam 12 malam, diantar,” tandasnya.

Sebelumnya Kabid Humas Polda Maluku Roem Ohoirat di kantor Gubernur, Kamis (3/9) mengaku, soal motif/indikasi penculikan Syahrul Wadjo oleh OTK, dari pengakuan Syahrul ada keterkaitan dengan materi demo kemarin di kantor Gubernur. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed