AMBON,MRNews.com,- Kejadian menarik terjadi disela-sela KPU goes to campus Universitas Pattimura (Unpatti) Ambon, Senin (11/9) sore.
Saat dilakukannya paparan oleh para narasumber di depan ratusan mahasiswa, tetiba sekelompok mahasiswa lain datang dari arah depan rektorat ke auditorium, lokasi kegiatan.
Dipimpin Risman Solisa, mereka datang berorasi hanya dengan menggunakan satu megaphone. Sasarannya ke Wakil Rektor II Unpatti Prof. Dr Jance Tjiptabudi yang sementara jadi narasumber bersama anggota KPU Maluku Almudatsir Sangadji dan akademisi UGM.
Jelas saja, orasi mereka buat gaduh acara. Beberapa pegawai KPU di meja registrasi pun dibuat takut dan masuk ke auditorium, sisakan tim pengamanan KPU dan Satpam Unpatti mengawal para pendemo.

Walau sasaran utama ke Tjiptabudi, namun orasi para pendemo “serempet” ke kegiatan KPU. Mereka pun meminta KPU dan acara itu dibubarkan karena dianggap tidak berfaedah dan terkesan “politis”.
“Kami pertanyakan kehadiran KPU di Unpatti. Disaat ketidak maksimalnya pelaksanaan Pemilu yang masih sisakan masalah karena kinerja KPU, maka kami minta bubarkan KPU dengan segala kegiatannya,” celoteh Akbar Hatapayo, salah satu pendemo.
Pihaknya kata Risman, lebih prinsip meminta penjelasan pimpinan Unpatti soal tuntutan pendemo. Yaitu kartu tanda mahasiswa (KTM) angkatan 2022 yang belum diberikan pihak kampus hingga kini, tidak transparannya persoalan data mahasiswa aktif, tidak aktif dan sudah drop out (DO).
“Kami duga persoalan data itu sengaja ditutupi untuk perkaya pucuk pimpinan. Pimpinan cacat melakukan transparansi. Kami hanya ingin ketemu pimpinan kampus untuk jelaskan soal ini, bukan Kabiro atau Kabag, sebab ini langkah perjuangan moril kami,” ujar si “Raja” demo itu.
Dirinya pun mengancam jika pimpinan tidak menemui, demo akan berlanjut dengan masa lebih banyak.
Benar saja, Tjiptabudi tak keluar hingga demo kurang lebih satu jam diwarnai saling dorong hingga nyaris saling adu jotos antara pendemo dan Satpam karena pendemo memaksa masuk. Kabiro Keuangan Unpatti Angky Polnaya yang datang, ditolak pendemo. (MR-02)
Comment