AMBON,MRNews.com,- Dosen dan mahasiswa Program Studi (Prodi) Pendidikan Kristen Anak Usia Dini (PKAUD) Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon mengajak sekaligus melatih guru-guru PAUD se-kecamatan Inamosol Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) untuk memanfaatkan media hidroponik sebagai salah satu media belajar bagi anak usia dini.
Selain para guru PAUD, ikut terlibat dalam kegiatan ini juga adalah masyarakat Dusun Kawatu Baru khususnya yang berprofesi sebagai petani seledri juga dilatih tentang bagaimana pembuatan hidroponik.
Mereka begitu antusias. Karena ini kegiatan yang pertama kalinya dilakukan.
Hal itu dilakukan melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM)
bertema Pemanfaatan Media Hidroponik pada Tema Lingkunganku di TK Chaverim Desa Rumberu Dusun Kawatu Baru, 4-9 Oktober 2021.
Kordinator lapangan PkM Prodi PKAUD IAKN Ambon Dusun Kawatu Baru, Jane Akollo, MSi katakan, metode kegiatan PkM ini dilakukan dalam bentuk workshop yang memuat tentang materi-materi penguatan kapasitas guru pada jenjang pendidikan anak usia dini, antara lain tentang pikologi perkembangan anak usia dini.
Kemudian konsep dasar pendidikan anak usia dini, pembelajaran berbasis lingkungan, strategi pengelolaan pembelajaran anak usia dini, dan evaluasi pembelajaran anak usia dini.
“Dalam kegiatan ini kami tidak sendiri sebab ada beberapa narasumber dilibatkan, dari BP-PAUD dan Dikmas Propinsi Maluku, salah satu dosen Universitas Pattimura, salah satu anggota komisi C DPRD Kabupaten SBB yang membidangi pertanian, serta kami para Dosen dari Prodi PKAUD IAKN Ambon,” tandasnya kepada media ini di kampus IAKN Ambon, Rabu (27/10).
Selain materi-materi untuk penguatan kapasitas guru PAUD diakuinya, dalam kegiatan ini juga diberikan pelatihan dan pembuatan instalasi hidroponik oleh narasumber yang berkompeten di bidangnya, sekaligus pelaku usaha tanaman hidroponik.
Keterlibatan masyarakat yang berprofesi sebagai petani seledri dalam kegiatan PkM khususnya pada pelatihan dan pembuatan instalasi hidroponik dikarenakan profesi masyarakat setempat didominasi sebagai petani seledri dan selain itu seledri jadi tanaman utama masyarakat kilo 9 atau Dusun Kawatu Baru Desa Rumberu Kecamatan Inamosol.
“Dari seledri, masyarakat dapat memenuhi kebutuhan ekonomi mereka. Dengan kata lain bertanam seledri jadi mata pencaharian mereka. Masyarakat mengusahakan seledri dengan memanfaatkan lahan-lahan yang ada dengan cara tradisional,” bebernya.
Dikatakan, pihaknya melatih para guru untuk menambah pengetahuan tentang bagaimana memanfaatkan dan mengoptimalkan lingkungan sekitar anak sebagai sarana belajar yang efektif sehingga anak diperkenalkan tentang bertanam menggunakan cara berbeda yang belum ditemukan oleh anak ditempatnya.
Selain itu, dengan memanfaatkan hidroponik sebagai media pembelajaran, guru diharapkan untuk kemudian bisa meneruskannya kepada anak usia dini di sekolah masing-masing sehingga mereka juga bisa mengenal cara bercocok tanam berbeda yakni hidroponik, yang memanfaatkan teknologi dalam bercocok tanam, tetapi anak juga bisa mencintai dan merawat alam disekitarnya dengan baik.
“Masyarakat petani yang masih pakai cara tradisional dalam mengolah seledri juga menjadi sasaran dengan tujuan untuk memberi pengetahuan tentang tanaman hidroponik sebagai cara bertanam modern dalam pertanian, yang memanfaatkan air sebagai media tanamnya,” ulas alumnus S2 Universitas Mercu Buana Jogjakarta itu.
Pasca pelatihan kata Akollo, diharapkan masyarakat petani seledri di Dusun Kawatu Baru Desa Rumberu dapat membentuk kelompok tani (Poktan) untuk bertanam secara hidroponik. Sebab dalam langkah awal membutuhkan biaya untuk pembuatan intalasi serta green house hidroponik.
“Dengan membentuk Poktan maka pembiayaan dapat dilakukan secara bersama-sama. Sedangkan bagi guru PAUD-TK, hidroponik dapat menjadi salah satu media belajar bagi anak di era revolusi industri 4.0. tentang pemanfaatan teknologi untuk bercocok tanam,” urainya.
Manfaat lain, hidroponik dapat menjadi media belajar tentang pemanfaatan lingkungan, dimana anak belajar secara langsung, mengalami dan menemukan hal baru melalui media hidroponik.
Dengan demikian ini akan menjadi pengalaman menarik bagi anak dalam proses belajarnya, disamping membantu mengoptimalkan perkembangan anak secara motorik, kognitif, sosial dan emosi.
“Seluruh rangkaian kegiatan ini diakhiri dengan penanaman seledri oleh siswa-siswi TK Chaverim beserta guru-guru PAUD se-kecamatan Inamosol pada media hidroponik yang telah dibuat,” pungkasnya. (MR-02)
Comment