AMBON,MRNews.com,- Masih banyaknya pelaku usaha atau wajib pajak yang kedapatan curang karena sering mematikan Tapping Box atau alat pemantau pajak, memantik kemarahan Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena.
Wattimena memastikan, Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon akan memberikan teguran keras kepada mereka. “Kita buat teguran” tegasnya usai sharing session bersama wajib pajak di salah satu cafe di Kota Ambon, Kamis (10/8).
Menurutnya, seringkali ditegaskan bahwa soal pajak dan retribusi adalah soal pemenuhan hak dan kewajiban. Dimana pajak 10 persen merupakan sumbangan 10 persen masyarakat kepada pemerintah, tidak terkait kerugian usaha atau pemotongan dari keuntungan.
“Itu kan besaran pajak yang dititip masyarakat dan mereka harus setor ke kas daerah. Kita menjamin kepastian itu, dengan memasang alat perekam pajak pada setiap transaksi pelaku usaha, yang diawasi KPK. Bahkan pengalaman lalu, kedapatan curang langsung ditindak KPK, tidak bayar tutup,” jelasnya.
Karena itu dirinya berharap, dinas teknis yaitu Badan Pengelola Pajak dan Retribusi Daerah (BPPRD) agar setiap hari dipantau. Sehingga jika ada kedapatan yang masih tak berlaku jujur dalam transaksi, ditindak sesuai ketentuan.
“Misalnya merah sampai dua tiga hari, harus ditindak, tutup. Tidak ada cerita. Kan kita punya regulasi sudah ada. Butuh respon lebih dari OPD teknis. Saya yakin kalau kita lakukan penindakan, pengawasan terus menerus mereka akan taat dan patuh. Ini kan bukan duit mereka,” urainya.
Jika tidak ditindak secara tegas menurut Wattimena, nanti mereka nilai biasa dan itu akan jadi kebiasaan. Apalagi himbauan kesadaran membayar pajak sudah jelas di semua warung kopi, rumah makan, restoran hingga hotel.
“Bukan lemah di pengawasan, tapi kurang adanya kesadaran wajib pajak. Kendala biasa karena lampu padam atau tutup usaha sementara. Tapi tidak mungkin kan kita tempatkan pegawai satu per satu di semua tempat usaha untuk pantau, tidak efisien,” ulasnya.
“Kita sebenarnya tidak mau ada lagi transaksi manual, pake nota tulis. Harus cetak nota transaksi agar kelihatan. Ini bukan warning keras lagi, tapi harus ditindak,” kunci Wattimena. (MR-02)
Comment