by

Faubun : Aneh, Seorang Dokter Ditunjuk Gubernur Jadi Kadis Pariwisata

-Maluku-24,751 views

AMBON,MRNews.com,- Perombakan birokrasi terbaru yang dilakukan Gubernur Maluku Murad Ismail, Selasa (4/4) ternyata menimbulkan pertanyaan besar di publik.

Memang, hal itu merupakan hal prerogatif atau kewenangan penuh Murad selaku Kepala Daerah. Namun pengisian jabatan OPD tertentu ada yang tidak sesuai dengan kapasitas pimpinan OPD.

Artinya, semangat the right man on the place atau orang yang tepat sesuai posisi yang juga tepat tidak terlihat. Salah satunya di posisi kepala dinas Pariwisata (Kadispar).

Posisi yang sebelumnya ditempati Affandi Hasanussi selaku Plt Kadis, dipercayakan Murad dan Wagub Orno ke Meykal Pontoh. Hasanussi sendiri digeser ke Kepala Badan Pengelola Perbatasan Maluku.

Pontoh jelas diketahui merupakan seorang dokter yang juga mantan Asisten II Setda Maluku bidang perekonomian dan pembangunan dan mantan Kepala Dinas Kesehatan (Kadinkes) Maluku.

Penunjukkan Pontoh pun menimbulkan pertanyaan publik. Tepatkah seorang dokter memimpin dinas pariwisata?. Apakah memang pariwisata Maluku sedang sakit dan butuh diobati?.

Mungkin saja itu strategis Murad-Orno kembangkan pariwisata Maluku. Ataukah tidak ada stok pejabat muda yang bisa ditempatkan di posisi itu untuk lakukan terobosan, inovasi dan kreativitas di sektor pariwisata?.

Sorotan terkait hal itu, datang dari pendiri Komunitas Kalesang Provinsi Maluku, Vigel Faubun.

Menurutnya, pengambilan keputusan Gubernur saat melantik kepala-kepala dinas baru Selasa lalu, merupakan sebuah kesalahan besar untuk membuat Maluku tetap dalam keadaan terpuruk.

“Contohnya saja beberapa Kadis diberi tugas dan tanggungjawab tidak sesuai bidang ilmunya. Ko bisa seorang dokter diangkat jadi kepala dinas Pariwisata. Memangnya Pariwisata di Maluku ini ada lagi sakit ya..? ini sebuah keanehan yang terjadi di Propinsi ini,” jelasnya.

Dikatakan, dengan alasan apapun tidak tepat Pontoh memegang komando di Pariwisata. Sebab jika bicara pengalaman, hanya di bidang kesehatan. Itu pun tidak tuntas, juga diganti karena tidak mampu mengendalikan Covid-19 dan segala problemnya saat itu.

“Bukan meragukan kemampuan Pontoh. Tapi banyak stok pejabat sebenarnya yang lebih cakap di posisi Kadis Pariwisata. Dimana butuh figur muda, energik, kreatif, inovatif dan piawai bernegosiasi dengan pihak luar kembangkan pariwisata Maluku,” ulasnya.

Lebih lanjut di kesempatan itu kata dia, Gubernur menyatakan bahwa selama masa kepemimpinanya sudah ada banyak perubahan, banyak pembangunan terjadi di Maluku, tingkat kemiskinan menurun dan Maluku sudah lebih baik dari sebelumnya.

“Bagi beta ini sebuah statemant yang perlu dipertanyakan dari katong masyarakat. Kira-kira pembangunan apa saja yang terjadi selama ini. Pembangunan fisik atau yang bagaimana..? Karna Gubernur tidak menjelaskan apa saja yang telah dibuat selama ini,” bebernya via pesan Messenger, Kamis (6/4).

Maluku sebutnya, masih belum keluar dari angka kemiskinan terendah di Indonesia, pendidikan masih terpuruk, kesehatan masih belum dapat dinikmati dengan baik di 11 Kabupaten/Kota.

Kemudian kses jalan di Seram, Buru masih belum selesai bahkan masyarakat juga belum dapat mencicipi hasil dari kerja empat tahun lebih Gubernur.

“Toh yang masyarakat tau hanya Gubernur sukanya maki-maki, suka nyanyi, dan lebih parah lagi suka menggunakan adat untuk kepentingan politik. Itu yang masyarakat lihat dari orang nomor 1 di Maluku ini yang menyandang banyak gelar adat,” jelasnya.

Dengan sisa waktu beberapa bulan menjabat Gubernur Maluku, Faubun berharap, Murad melakukan evaluasi diri secara baik, sudahkah sebagai orang pemimpin menjadi contoh dan teladan bagi rakyatnya atau tidak. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed