AMBON,MRNews.com,- Kongres ke XII Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) tahun 2023 yang dibuka Menpora Dito Ariotedjo mewakili Presiden Joko Widodo sementara berjalan di Kota Ambon, Maluku.
Ribuan peserta dari 28 DPD GAMKI Provinsi dan 200 lebih DPC Kabupaten/Kota se-Indonesia “membirukan” tanah Raja-raja hingga 19 Mei mendatang.
Tak hanya sekedar euforia kumpul dan silaturahmi tiga tahunan organisasi untuk memilih Ketua Umum yang baru, namun Kongres diharapkan bisa lahirkan ide kreatif, inovatif dan bobotan pikiran strategis GAMKI atas beragam problem daerah dan kebangsaan, maupun internalisasi nilai-nilai ber-GAMKI.
Dari Kota Solo, Provinsi Jawa Tengah, Baretha Meisar Titioka, mantan Ketua DPC GAMKI Kota Ambon yang sedang studi lanjut Doktor memberi catatan kritis dan evaluatif bagi proses ber-Kongres, saat berbincang dengan media ini.
Baginya, GAMKI ini masih konsolidasi makanya pada level kebutuhan struktur organisasi boleh lah pake pendekatan selektif akomodatif, yang penting harus diatur ambang batas minimal maksimal.
Lalu nomenklatur struktur itu harus jelas sehingga ada keseragaman sesuai kebutuhan minimal-maximal tadi. Karena karakter wilayah beda-beda.
Nah untuk konteks hirarkisnya itu yang harus dipertegas aras DPP-Ranting. Lalu atur secara konkrit di Anggaran Rumah Tangga (ART), tidak lagi di Peraturan Organisasi (PO). Plus Sistem Pendidikan Kader juga harus include di AD/ART. Supaya organisasi ini tertata.
Kemudian, usia juga sudah fleksibel karena GAMKI ini ormas bukan OKP. Coba cek di SK Menkumham jelas itu kedudukannya.
Tapi jika untuk urgensi sirkulasi kepemimpinan dan kaderisasi efektif boleh lah diatur secara konkrit di kriteria yang hny digunakan dalam konteks Kongres bukan pada konteks keseluruhan aktivitas organisasi. Tapi ini masih bisa diperdebatkan secara objektif, rasional dan visioner.
GAMKI sebagai ormas itu cara berpikir dan bertindaknya sudah harus menampilkan ciri yang berbeda. Alasannya simple, karena rekrutmen pengurus itu lebih didominasi pada kader lintas OKP yg sudah dianggap tuntas dalam sistem kaderisasi internal basicnya.
Jadi di GAMKI sudah pada level aktualisasi implementatif. Makanya sistem kaderisasi GAMKI dirancang harus berbeda dengan bobot K-P-A yg proporsional. Persentase pada level P-A sdh hrs dominan.
Disisi yang lain, GBPKO sudah harus dirubah menjadi GBHO yang dirancang seperti blue print GAMKI untuk proyeksi 10-20-30 tahun yang bersesuian dengan konteks Indonesia 2030-2035 (Bonus Demografi) dan 2045 Indonesia emas (100 tahun).
Jika dilakukan, Ini baru keren. Jadi nanti memotret personal pemimpin GAMKI itu melihat pada portofolio dan visi masa depan organisasi yang sudah disepakati bersama. Jadi org tidak seenaknya utak atik sesuai selera kepentingannya, tetapi benar-benar kepentingan organisasi.
Beta kira jika ini bisa disepakati pada forum Kongres maka pemuda Kristen se-Indonesia semakin percaya dan menyalurkan aspirasinya totalitas di GAMKI.
Karena mampu mengagregasi dan memfasilitasinya secara tepat dan terukur sesuai konteks kepentingan pemuda Kristen pada aras nasional sampai daerah. (***)
Comment