by

Berada di Pengungsian, Ekonomi Warga Kariu Terpuruk

AMBON,MR,News.com Setelah berada di Negeri Aboru, Kecamatan Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah hampir empat bulan, 904 jiwa warga Negeri Kariu kini bertahan hidup di tenda pengungsian.

Kehilangan lapangan pekerjaan karena tergusur dari kampung halaman ditambah himpitan ekonomi dimasa pandemi covid 19 justru membawa mereka dalam kondisi tak berdaya.

Belum lagi, tenda yang dibangun dan diami warga pun sudah tak layak. Lapuk, bocor dan terjadi genangan air jika hujan deras. Bahkan untuk ibadah setiap Minggu pun di tenda penuh sesak. Aktivitas pendidikan pun tak berjalan normal.

Maka tak ada cara lain selain menerima uluran tangan dari para donatur baik organisasi gereja atau pihak lain yang peduli atas kondisi masyarakat Kariu.

Sekretaris Negeri Kariu, Estefanus Leatomu mengatakan, keberadaan masyarakat Kariu khususnya di lokasi pengungsian memang butuh perhatian.

Pasalnya untuk saat ini ekonomi masyarakat Kariu berada dalam situasi terpuruk.

Lain hal dengan masyarakat yang memiliki pendapatan tetap seperti seorang PNS, TNI maupun Polri, itu pun juga merasa sulit karena yang aman dan nyaman adalah di rumah sendiri.

“Kami tidak bisa pungkiri bahwa saat ini warga Kariu yang ada ditenda atau di rumah-rumah keluarga dan saudara kita warga Aboru hidup dari uluran tangan dan bantuan pihak lain, kecuali PNS, TNI maupun Polri,” jelasnya saat diwawancarai di lokasi pengungsian, Minggu (15/5/22).

Dijelaskan, kondisi yang kini dihadapi masyarakat Kariu adalah ulah manusia, dan negara gagal dalam melakukan tugas dan kewajiban untuk memberikan rasa aman, karena kondisi yang terjadi sama sekali tidak diinginkan warga pengungsi Kariu.

Untuk itu, Leatomu berharap kondisi ini tidak dibiarkan berlarut larut oleh pemerintah baik Kabupaten, Provinsi bahkan pemerintah pusat, karena warga Kariu adalah warga negara yang berhak memperoleh kenyamanan dan jaminan keamanan.

“Kami merasa negara gagal memberikan rasa aman dan kenyamanan bagi kami sehingga dampaknya kami harus tergusur dan hidup di lokasi pengungsian,” tegasnya.

Untuk itu dia berharap apa yang telah dibincangkan lewat momentum prarekonsiliasi dengan melibatkan sejumlah pimpinan daerah baik TNI dan Polri harus merespons kondisi ini dengan bijak, sebagai wujud kehadiran negara dalam memenuhi kebutuhan hak hak warga pengungsi Kariu. (*)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed