by

Ambon Rawan Tsunami, Universitas Syiah Kuala Bantu Tingkatkan Mitigasi Warga & Pemerintah

AMBON,MRNews.com,- Tim Tsunami and Disaster Mitigation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala-Banda Aceh berupaya membangun dan meningkatkan kesiapsiagaan warga kota Ambon.

Selain itu, tim juga mencoba membantu mengintegrasikan upaya mitigasi dalam rencana tata ruang wilayah (RTRW) Kota Ambon. Upaya itu terimplementasi lewat focus group discussion (FGD) riset yang libatkan berbagai stakeholder, Selasa (30/8).

Tim TDMRC Universitas Syiah Kuala-Banda Aceh mengirim dua akademisi yang sedang lakukan riset terkait hal itu yakni Prof. Dr. Syamsidik; akan berbagi informasi tentang hasil kajian probabilistik bahaya tsunami
dan Dr. Rina Suryani Oktari membahas kajian kesiapsiagaan masyarakat Kota Ambon dalam menghadapi bahaya tsunami.

Sedangkan Ketua Pusat Penelitian Pengurangan Pasca Bencana Universitas Pattimura (Unpatti), Dr. Ferad Puturuhu akan paparkan sejarah peristiwa tsunami di Ambon.

Dikatakan Syamsidik, sejarah mencatat sebagian masyarakat sering gagal mengambil pelajaran dari sebuah peristiwa sejarah sebelumnya yang terjadi di wilayahnya maupun wilayah lain di sekitar.

Fakta bahwa tsunami relatif jarang terjadi, lebih lanjut berkontribusi pada menurunnya kewaspadaan dan kesiapsiagaan di masyarakat.

“FGD ini bagian dari Riset kerjasama yang dilakukan selama tiga tahun (2022-2024) melalui pendanaan Penelitian Unggulan Universitas (PUU), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Syiah Kuala serta bagian dari Project Riset SATREPS yang melibatkan beberapa institusi dari Indonesia dan Jepang,” jelasnya.

Sementara, Penjabat Walikota Ambon melalui Staf Ahli Bidang Pemerintahan dan Politik, Piet Saimima mengaku, Kota Ambon adalah salah satu di Indonesia Timur yang rawan terhadap tsunami.

Memang secara topografi kata dia, Ambon beruntung miliki daerah-daerah perbukitan yang mengelilingi kota. Tapi tata ruang kota saat ini masih perlu dikaji apakah regulasi yang sudah ada cukup optimal mengadopsi konsep mitigasi tsunami struktural dan non struktural.

“Pemerintah Kota sambut baik kerjasama riset antara Bappeda-Litbang dan BPBD Ambon, Unpatti dan Universitas Syiah Kuala untuk mencari bentuk media edukasi dan informasi bagi peningkatan kesiapsiagaan dan juga mengintegrasikan upaya mitigasi dalam RTRW Kota Ambon,” tandasnya di salah satu hotel di Ambon.

Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon kata dia, sadari bahwa upaya mitigasi bencana termasuk tsunami perlu dilakukan secara berkelanjutan dan integratif. Inisiatif pihak TDMRC Universitas Syiah Kuala dan Unpatti perlu dilihat sebagai upaya mensinergikan pengalaman dan pengetahuan dua tempat yang rawan tsunami, Aceh dan Maluku.

“FGD ini penting tidak saja lanjutkan proses yang selama ini telah dilakukan Pemkot, tapi juga melihat aspek lain dari sudut pandang mitigasi struktural yang sering kurang mendapat porsi bahasan memadai. Kami harap, kerjasama ini akan lahirkan luaran konkrit dan berguna bagi pemerintah dan warga kota,” harapnya.

Diketahui, Ambon pernah dilanda Tsunami di Teluk Ambon yang berdampak ke Hative Kecil dan Galala tahun 1950. Namun sampai kini sumber dan mekanisme terjadinya belum diketahui. Aceh juga pernah dilanda Tsunami yang menelan ribuan korban jiwa dan rumah hanyut. (MR-02)

Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

News Feed