AMBON,MRNews.com,- Sebanyak 30 orang pelaku usaha kecil menengah di Kota Ambon diedukasi sekaligus mendapat pelatihan pembuatan kerajinan dan batik dari produk kelapa sawit.
Dari 30 peserta, 20 di kategori kerajinan dan 10 lainnya kategori batik. Mereka akan mengikuti workshop selama empat hari, kerjasama BPDPKS, Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) Kementerian Perindustrian serta Balai Standarisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI) Ambon.
Kepala Divisi Usaha Kecil Menengah dan Koperasi Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), Helmi Muhansyah menyebut, workshop kerajinan dan batik sebagai bagian promosi diversifikasi produk kelapa sawit ini upaya menjalankan program pemerintah secara positif agar berkelanjutan, yang bukan saja dinikmati penghasil sawit, tapi dari Sabang sampai Merauke.
“Kenapa di Ambon, karena bisa juga memanfaatkan berbagai produk yang terkait sawit. Nanti akan dikembangkan jadi batik sawit. Demikian juga kerajinan yang bahannya berbatik sawit dan bisa dalam bentuk griya-griya yang lain,” tandas Helmi.
Sementara, Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan Maluku, Yahya Kotta mengapresiasi kegiatan yang digagas BBKB dan BPDPKS sebab akan memastikan muncul industri kecil menengah (IKM) yang berorientasi memanfaatkan produk kelapa sawit, serta tentu menciptakan lapangan kerja baru dan ekonomi kreatif.

“Memang produsen kelapa sawit hanya ada di Seram Utara Kabupaten Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur (SBT) tapi milik swasta. Kedepan, Pemda Maluku akan menjembatani persediaan stok diambil dari sana. Dalam konteks binaan perusahaan terhadap IKM. Baik untuk kerajinan maupun batik sawit,” jelasnya.
Aan Eddy Antana, Ketua Tim Optimalisasi Pengembangan Teknologi Pendampingan & Konsultasi BBKB menambahkan, pihaknya mengusung “lidi” untuk dimanfaatkan para pelaku usaha kecil menengah di Ambon sebagai kerajinan yang memiliki nilai ekonomi lebih tinggi, selain batik sawit.
“Kami memberi dukungan berupa pendampingan, konsultasi dan sertifikasi. Kalau batik sudah ada SNI-nya. Juga kami ada labelisasi batik untuk membedakan mana batik tulis, cap, kombinasi atau bahkan bukan batik. Penjaminan mutu itu bisa kami lakukan untuk produk batik,” urai Eddy.
Di tempat yang sama, Kepala BSPJI Ambon Ransi Pasae mengaku, pihaknya berusaha menjaring atau kolaborasi sebanyak mungkin, bersinergi dengan berbagai stakeholder yang dapat memberi kontribusi untuk menumbuhkan usaha baru atau meningkatkan daya saing industri, termasuk dengan BPDPKS, BBKB dan Disperindag.
“Jadi ketika ada peluang itu kami pasti jejaki. Sehingga setiap ada potensi meski kecil termasuk soal produksi kelapa sawit di Maluku, kami upaya dan dorong itu bermanfaat bagi pelaku usaha baru dan IKM,” pungkasnya. (MR-02)
Comment