AMBON,MRNews.com,- Masalah kekurangan atau krisis air bersih yang terjadi di beberapa wilayah kota Ambon seperti Kebun Cengkeh, Galunggung, STAIN, Ahuru dan sekitarnya kurang lebih lima hari, bukan jaringan tetapi pasokan air bersih yang tidak cukup atau sumber air yang menurun, terbatas.
“Semulanya katong bisa suplai 6 ribu kubik air per hari, tetapi sekarang turun sampai 3 ribu kubik. Karena musim kemarau, musim panas ini dan sumber air menurun jadi kekeringan. Dan kekeringan ini terpaksa dengan 3 ribu yang ada, kita bagi-bagi. Jadi memang ada sebagian yang tidak dapat,” ungkap Plt Direktur PDAM Kota Ambon Apong Tetelepta.
Pada lokasi-lokasi yang terjadi kekurangan air itu, sebutnya, pelanggan cukup banyak mencapai 8-9 ribu pelanggan, namun pasokan air cuma 3 ribu. Berarti tidak sinkron antara stok air yang ada dengan pemakai. Sehingga solusi yang coba dilakukan adalah bagaimana mencari sumber-sumber air baru supaya bisa disuplai kesana.
Pihaknya kata Apong, pada beberapa tahun terakhir sudah coba melakukan pengeboran pada wilayah Kebun Cengkeh, Batumerah, Galunggung, Arbes, STAIN dan sekitarnya, di 10 lokasi untuk mencari sumber air baru. Namun yang berhasil cuma dua lokasi yaitu daerah Kapaha dan Aster yang sekarang mau pasang jaringan pipanisasi. Sisa 8 lokasi tidak dapat sumber air.
“Bukan beta diam. Beta sudah boring disana 5 tahun, 10 lokasi. Tapi hanya dapat dua titik. Cuma dua itu dapat sumber air. Sisanya 8 termasuk di Kanawa, Air Besar Ahuru tidak dapat. Terakhir beta boring di KBMT itu 120 meter tidak ada air,” bebernya kepada wartawan usai rapat bersama komisi II DPRD kota Ambon, Selasa (11/2/2020).
Turunnya debit air lanjut Apong, tidak bisa bilang sejak tahun berapa, sebab kalau musim kemarau tetap turun. “Setiap tahun musim kemarau. Jangankan satu tahun, satu bulan, satu minggu saja sudah langsung penurunan debit air. Kenapa? karena hutan lindung di Kebun Cengkeh terbakar, sudah rusak. Itulah salah satu penyebab sehingga kekurangan air bersih,” jelas dia.
Alternatif lain yang coba ditempuh tambahnya, sudah dibicarakan dengan pemerintah bagaimana jika suplai air bersih lewat mobil tangki pada daerah yang alami krisis air bersih. “Ini perlu dijelaskan ke publik supaya dimengerti. Jangan sampai salah pengertian. Kebutuhan mobil tangki oleh PDAM itu nanti kita bicarakan,” tukas Apong.
Sementara, Ketua Komisi II DPRD Kota Ambon Jafri Taihuttu mengaku, masalah krisis air bersih memang bukan soal jaringan, pipa yang kecil, tapi soal terbatasnya sumber air.
“Atas pengaduan masyarakat dan input dari wartawan, komisi panggil Dirut PDAM yang juga kepala DSA pa Apong dan menanyakan masalah tersebut. Rupa-rupanya sumber air terbatas masalahnya. Karena misalnya di Air Besar, dulunya dalam RPJM masuk hutan lindung. Tapi sudah menjadi kawasan pengembangan, hunian penduduk,” pungkasnya. (MR-02)
Comment